Apa Nasehat Bapak yang Paling Kau Ingat

Tuhan Ga Pernah Kasih Kita Virtual Reality

Tuhan Ga Pernah Kasih Kita Virtual Reality

Salam #MasBro #MbakBro

Apa hal yang paling kau sukai tentang kehidupan?

Makan, tidur, jalan-jalan, ato … ?

Kenapa kita kali ini bahas soal kehidupan?

Tau ga?

Hidup bukan sekedar proses menghidupi “jatah waktu” yang dikasih. Hidup lebih dari itu.

Kalo flora dan fauna diciptain sempurna. Tapi manusia diciptain sesuai dengan gambar dan rupa Nya. Supaya kita manusia berkuasa atas flora dan fauna itu.

Adam kan manusia pertama?

Ternyata lebih dalam dari itu maknanya. Tuhan memberikan kredibilitas atas manusia. Kenapa bisa begitu?

Adam menurut bahasa Ibrani terdiri dari A = aleph = awal / sumber dari semua. Dam = darah. Nah, awal / sumber dari semua itu adalah Tuhan itu sendiri.

Dan kita manusia adalah keturunan Adam. Jadi kita masing-masing adalah bagian dari Pribadi Tuhan sendiri.

Kita dapatin kasih Tuhan itu sendiri. Saking besarnya kasihNya sama kita. Kita diciptain serupa dan segambar. Dan 1 hal yang lain adalah kehendak bebas. Kita juga punya kasih itu dalam DNA kita. Kita bebas buat mengasihi siapapun. Lewat kasih itu kita bisa lakuin apapun buat kelola alam semesta, dunia, negara, kelompok orang, dan manusia itu sendiri. Kelola bumi.

Tuhan Ga Pernah Kasih Kita Virtual Reality

Itu hal sederhana yang besar buat kita hidupi dalam hidup. Kita hidup dalam kenyataan, realita. Hidup kita bukan realita virtual (virtual reality). God never offer us a virtual life. God never offer us virtual restoration.

Itu lah hal yang seharusnya kita hidupi.

Kalo kita tau kebenaran ini. Kebenaran itu yang jadi identitas kita. Kebenaran itu yang memerdekakan kita.

Adam pertama kali ada diciptain sebagai pribadi dewasa. Adam ditempatin di tempat yang berkelimpahan. Bukan di pinggiran kelimpahan.

Jadi ga ada istilah “ah ga apa-apa, masih anak-anak”. Seharusnya sejak kecil anak justru harus dididik dengan dewasa. Anak jangan dididik dengan kompromi untuk kesalahan. Bukan ga boleh salah ya. Tapi punya dasar untuk ga kasih kesempatan diri buat salah. Ketika tumbuh dewasa ternyata dewasanya berbeda dengan yang lain. Anak itu ada perwakilan pribadi kita. Bukan kita yang berbeda dengan yang lain. Tapi yang lain yang berbeda dengan kita. Kita dewasa dengan ajaran dan cara bertumbuh yang bener.

Jadi kalo kita belum ada pada tempat berkelimpahan itu. Apakah kita udah jadi pribadi dewasa?

Dan …

Kalo udah jadi pribadi dewasa tapi masih belum terjadi apa-apa? Tenang, tetep setia, jangan terpengaruh. Hal besar itu ga salah alamat. Tuhan ga pernah salah alamat.

Kita harus tau kalo kita udah hidup dalam kehidupan yang hidup.

Oh iya …

Meski kita cuma menjalani ini sendiri sedangkan orang-orang disekitar kita ga. Jangan merasa sendirian justru berjuang lah. Saat ga ada air dirumah harus ada yang pergi ke sumber dan membawa nya kerumah kan?

Jangan sampe fokus kita terkecoh. Tetep hidupi hidup yang hidup.

Seneng bisa berbagi.

Pasti bermanfaat.

Mauliate

unsplash.com


Terbit

dalam

karya

Comments

Tinggalkan Balasan