Sejarah dan Asal Usul Hari Pahlawan
Perkembangan Hari Pahlawan Dulu dan Sekarang
Salam #MasBro #MbakBro
Apa Pengertian Hari Pahlawan?
Kalo denger kata pahlawan, kita pasti akan langsung ingat satu kutipan. ‘Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.’
Kutipan tersebut adalah kata bijak dari Bung Karno, founding father Indonesia, bapak bangsa. Beliau mengutarakan kata bijak itu dalam pidatonya untuk peringatan Hari Pahlawan 10 November 1961.
Sebetulnya apa maksud dari kutipan tersebut?
Ini berhubungan dengan satu lagi kata bijak. ‘orang yang bijak adalah orang yang belajar dari sejarah.’
Baca Juga :. 27 Pahlawan Sosial Indonesia yang Patut Untuk Ditiru
Dengan belajar dari sejarah, kita melihat kembali ke belakang. Melihat apa yang terjadi dan mengapa terjadi demikian. Apa yang baik dan apa yang benar. Lalu dari sana kita bisa memahami apa yang bisa kita lakukan untuk masa kini dan masa depan yang lebih baik.
Dalam usaha kita memahami sejarah tersebut, kita ga akan lepas dari pelaku sejarah. Dalam hal ini mereka adalah para pahlawan. Mereka yang berjasa besar membawa dunia ke masa depan dan tempat yang lebih baik. Mendorong peradaban menuju ke cahaya yang terang.
Di banyak negara, hari untuk mengingat jasa para pahlawan diperingati secara khusus. Indonesia pun demikian. Pada 1945 terjadi peristiwa 10 November yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan 10 November. Di beberapa gelaran Hari Pahlawan terkadang diperdengarkan juga pidato pahlawan sebagai bentuk peringatan.
Tapi kita ga cukup dengan sekadar mengetahui apa yang harus jadi ucapan Hari Pahlawan yang datang sebentar lagi. Banyak hal di baliknya yang harus kita pelajari. Apa yang menjadi latar belakang peristiwa ini?
Gimana sejarah peristiwa tersebut?
Dan, apa yang bisa kita pelajari dari peringatan Hari Pahlawan yang berbeda dulu dengan sekarang?
Asal Usul Hari Pahlawan
Hari Pahlawan merupakan Hari Peringatan yang perayaannya jatuh setiap 10 November. Hari Pahlawan ini bertujuan untuk mengenang Pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Pada peristiwa tersebut terjadi pertempuran antara tentara dan milisi Indonesia yang pro dengan kemerdekaan melawan tentara Belanda dan Britania Raya. Peristiwa ini juga menandai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.
Peristiwa 10 November melawan Inggris dan Belanda ini kemudian disebut juga sebagai Pertempuran Surabaya. Di mana peperangan ini berlangsung di kota Surabaya, Jawa Timur, selama 25 hari.
Sebelumnya mari kita lihat kembali ke 1 Maret 1942. Ketika itu Tentara Jepang tiba di Pulau Jawa. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyatakan penyerahan diri tanpa syarat. Hanya seminggu setelah pendaratan Jepang di Indonesia berdasarkan Perjanjian Kalijati. Tapi setelah itu, Jepang-lah yang ganti menduduki Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada mulanya, peristiwa ini diwali setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Saat itu, 17 Agustus 1945, tentara nasional beserta rakyat berhasil melucuti pasukan Jepang. Tapi ternyata keberhasilan kita ga sampai di sana. Pelucutan itu memicu terjadinya banyak bentrokan di banyak daerah. Banyak korban berjatuhan.
Indonesia menginisiasi pelucutan itu bukan tanpa sebab. Meski terbilang sudah merdeka, pihak Jepang masih belum mundur dari kedudukannya di Indonesia. Pihak Sekutu di Indonesia pun ga melakukan apa-apa untuk membantu. Padahal sebetulnya Sekutu datang sesuai dengan keputusan dan kesepakatan AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies di mana Indonesia tergabung di dalamnya.
Kedatangan Pihak Sekutu dan Belanda
Kedatangan pihak Sekutu ke Indonesia sebetulnya adalah untuk ikut turun melucuti tentara-tentara Jepang. Setelah Sekutu sebelumnya menjatuhkan bom di Hiroshima dan Nagasaki. Jadilah, pada 15 September 1945 Sekutu yang dalam hal ini diwakili oleh Inggris mendarat di Jakarta. Kemudian pada 25 Oktober 1945, Brigadir Jenderal Mallaby menurunkan 6000 serdadu Divisi ke-23 di Surabaya.
Baca Juga :. 27 Pemuda Indonesia yang Berhasil di Usia Muda
Tujuan mereka ga hanya untuk melucuti para tentara Jepang. Tetapi juga untuk membebaskan tawanan-tawanan perang yang ditahan oleh Jepang dan memulangkan tentara Jepang kembali ke tanahnya.
Sayangnya kedatangan Sekutu ini ‘diboncengi’ oleh Belanda yang punya kepentingan lain secara rahasia melalui NICA atau Netherlands Indies Civil Administration.
Tujuan Belanda?
Ga lain adalah buat kembali menduduki Indonesia.
Konspirasi itu tentu membuat Indonesia marah. Pergolakan kembali terjadi di mana-mana. Berbagai daerah melakuan pergerakan untuk melawan pemenrintahan NICA dan tentara AFNEI. Perlawanan Indonesia terhadap Inggris dan NICA itu terus berlanjut.
Insiden Hotel Yamato
Sebelum itu mari mundur sebentar ke belakang. Pada 31 Agustus 1945, munculah maklumat Indonesia yang isinya menetapkan bahwa terhitung mulai 1 September 1945, bendera Merah Putih akan berkibar terus di seluruh wilayah di Indonesia. Gerakan ini terus meluas ke pelosok Surabaya.
Tapi puncaknya, terjadi insiden perobekan bendera yang berkibar di Hotel Yamato (saat ini bernama Hotel Majapahit) pada 18 September 1945. Hotel ini berada di Jalan Tunjungan No. 65, Surabaya.
Insiden itu terjadi disebabkan ulah sekelompok orang Belanda yang berada di bawah pimpinan Mr. Ploegman. Saat itu malam hari, pukul 19.00 WIB. Orang-orang Mr. Ploegman mengibarkan bendera Belanda yang berwarna merah putih biru. Ga tanggung-tanggung di tiang tingkat teratas Hotel Yamato. Jelas tanpa persetujuan pihak pemerintah RI Surabaya.
Esok harinya, pemuda-pemuda Surabaya marah melihat bendera itu berkibar. Mereka menganggap itu sebagai penghinaan atas kedaulatan Indonesia sekaligus juga melecehkan gerakan pengibaran bendera Indonesia yang sedang meluas di Surabaya.
Massa kemudian berkumpul di Hotel Yamato. Ga lama setelah itu, datanglah Residen Soedirman di antara kerumunan. Soedirman saat itu menjabat sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI. Ia memasuki Hotel Yamato bersama Sidik dan Hariyanto.
Mereka berunding dengan Mr. Ploegman dan meminta agar bendera Belanda itu diturunkan. Tapi Ploegman menolak. Alasannya adalah ia ga mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan memanas hingga terjadi penembakan oleh Ploegman dan diikuti dengan tewasnya Ploegman dan Sidik.
Soedirman dan Hariyono lalu melarikan diri keluar. Beberapa pemuda yang berkumpul di luar berebut naik ke tingkat teratas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono kemudian kembali ke dalam terlibat dalam pemanjatan tiang bersama Koesno Wibowo. Mereka berhasil menurunkan bendera itu dan merobek bagian berwarna birunya. Mereka lalu menaikkan kembali bendera itu sebagai bendera Merah Putih.
Insiden di Hotel Yamato itu menyebabkan munculnya pertempuran lain. 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran Indonesia melawan Inggris yang memakan banyak korban jiwa. Perang yang tadinya hanya berbentuk serangan kecil meluas mejadi serangan umum. Pertempuran itu terus berlangsung hingga akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Soekarno agar situasi mereda.
Kematian Brigadir Jenderal Mallaby
Pada tanggal 29 Oktober 1945 terjadi gencatan senjata antara Indonesia dengan tentara Inggris. Situasi berangsur membaik. Meski masih tetap terjadi bentrokan di mana-mana antara rakyat Surabaya dengan tentara Inggris.
Bentrokan tersebut mencapai klimaks setelah Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh. Ia tewas karna mobil yang ditumpanginya saat itu berpapasan dengan sekumpulan milisi Indonesia sewaktu akan melalui Jembatan Merah.
Kesalahpahaman terjadi hingga meletuslah baku tembak yang menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby. Mobil itu pun meledak terkena granat dan menyebabkan jenazah Brigadir Jenderal Mallaby sulit dikenali.
Kematian itu membuat pihak Inggris marah dan akhirnya memutuskan mengganti Mallaby dengan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Ia mengeluarkan ultimatum yang mengatakan bahwa pada 10 November 1945 pihak Indonesia harus menghentikan segala bentuk perlawanan pada administrasi NICA dan tentara AFNEI dan menyerahkan persenjataan.
Sejarah Hari Pahlawan
Inilah momen inti dari Hari Pahlawan. Setelah pertempuran yang menyebabkan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum. Ia ingin pihak Indonesia menyerahkan senjatanya di tempat yang telah ditentukan lalu menyerah dengan mengangkat tangan ke atas. Batasnya adalah 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.
Para pahlawan pejuang kemerdekaan menganggap bahwa ultimatum itu adalah bentuk lanjutan dari pelecehan atas kedaulatan RI. Rakyat juga menganggapnya sebagai penghinaan atas diri mereka dan para pejuang yang telah membentuk badan-badan atau kelompok perjuangan.
Terang-terangan pihak Indonesia menolak tunduk di bawah ultimatum tersebut. Alasannya adalah bahwa Republik Indonesia ketika itu telah berdiri. TKR atau Tentara Keamanan Rakyat yang kini dikenal sebagai TNI pun telah dibentuk. Ga hanya itu, banyak badan perjuangan bersenjata yang dibentuk masyarakat. Termasuk di dalamnya kalangan pemuda, pelajar, serta mahasiswa.
Semua kelompok dan kalangan menentang kembalinya Belanda yang menumpangi tentara Sekutu. Ga lain sebab niat Belanda menduduki dan menjajah kembali tanah Indonesia.
Pada pagi 10 November itu tentara Inggris memulai serangan skala besar. Diawali dengan pengeboman melalui udara ke gedung-gedung pemerintahan di Surabaya. Kemudian bergerak lebih luas dengan 30.000 infanteri, sejumlah tank, kapal perang, serta pesawat terbang.
Kota Surabaya dibombardir dengan meriam baik dari laut maupun darat. Di seluruh kota perlawanan dari pasukan dan milisi pihak Indonesia mulai berkobar. Ribuanpenduduk sipil yang ikut serta mengangkat senjata menjadi korban. Baik korban jiwa maupun korban luka.
Pihak Inggris mengira serangan dapat berakhir dalam waktu 3 hari aja. Tapi kehadiran tokoh pelopor muda yaitu Bung Tomo, berhasil menggerakkan massa. Ia berhasil mengobarkan semangat para pemuda Surabaya untuk terus bertahan dan melawan. Ini membuat Inggris harus menahan serangan balik lebih lama dari perkiraannya. Peperangan ini membesar hingga mencapai waktu 3 minggu. Sampai akhirnya seluruh penjuru kota Surabaya jatuh ke pihak Inggris. Kurang lebih 6.000 hingga 10.000 pejuang Indonesia gugur dalam perang. Se-ga-nya 200.000 penduduk sipil mengungsi dari Surabaya. Sementara itu korban dari pihak Sekutu berjumlah sekitar 600 hingga 2000 tentara.
Pertempuran Surabaya ini telah menggugah semangat rakyat di seluruh penjuru Indonesia. Mereka bergerak mengusir penjajah dan mempertahankan kedaulatan Indonesia. Mereka meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah gugur.
Dengan demikian banyaknya korban yang tewas, baik tentara, milisi, maupun rakyat sipil pada hari itu, 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan 10 November di Indonesia hingga saat ini.
Berbagai peringatan diadakan untuk mengenang hari itu. Mulai dari pidato Pahlawan yang menggerakan semangat hingga ucapan Hari Pahlawan yang tersebar dan mampu menggugah rasa kebangsaan. Sungguh perjuangan selama 4 tahun dan peristiwa 10 November yang begitu bersejarah.
Perkembangan Hari Pahlawan Dulu dan Sekarang
Sulit memang jika kita ingin membandingkan bagaimana Hari Pahlawan dulu dengan Hari Pahlawan 10 November saat ini. Selain pidato Pahlawan dan ucapan Hari Pahlawan yang masih ada di beberapa peringatan, sisanya ga mudah kita bandingkan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Salah satunya sekaligus juga faktor yang paling utama adalah perbedaan jaman. Era sudah begitu berbeda hingga ga aneh rasanya jika perkembangan ini begitu terasa. Malah terasa amat kontras.
Jika melihat kembali ke era penjajah, kita akan melihat sosok pahlawan yang berbeda dari sekarang. Di masa itu, para pahlawan adalah mereka yang senantiasa bersiap untuk berbakti, menyumbangkan kiprah dan budinya. Semua bagi mereka yang membutuhkan.
Sementara di masa kini, jaman sudah berubah lebih modern. Pergerakan jaman ini juga ikut menggerakkan makna pahlawan dari pahlawan pada era pra kemerdekaan dulu. perjuangan kita sebagai rakyat Indonesia saat ini ga lagi sesulit dulu. Kita sudah tinggal menikmati segala hal yang dulu ga bisa kita dapatkan dengan mudah.
Baca Juga : 27 Pemuda Indonesia yang Paling Berpengaruh Di Media Sosial
Merenungi bagaimana peringatan Hari Pahlawan ini berkembang, kita ga dapat memungkiri fakta bahwa perubahan akan terus ada. Akan selalu hadir macam-macam godaan yang dapat mempengaruhi diri kita secara negatif.
Esensi perjuangan di masa kini lebih kepada bagaimana kita berjuang melawan segala hal yang datang dari dalam diri. Juga bagaimana membentuk pertahanan diri yang kokoh agar ga mudah goyah dan terkena pengaruh hal-hal negatif dari luar. Misalnya gaya hidup yang ga bermanfaat dan hal-hal merugikan lainnya.
Lalu kalo Hari Pahlawan dulu berarti mengenang perjuangan pahlawan melawan jajahan bangsa asing. Apa yang kita kenang di Hari Pahlawan saat ini?
Tentu aja ga berbeda. Kita kembali lagi ke kutipan Bung Karno, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya.
Jika sebelumnya kita hanya mengenang siapa aja mereka yang gugur di medan perang. Apa yang terjadi pada saat pertempuran pecah ketika itu. dan apa hasil dari perjuangan itu, kini saatnya kita meningkatan kesadaran kita.
Caranya adalah dengan belajar dari peristiwa perjuangan mereka yang telah lalu. Kita harus sadar bahwa mengetahui aja ga cukup. Harus ada pemahaman baru yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Atau lebih bagusnya lagi menjadi pribadi yang dapat menjadi pahlawan bagi orang lain.
Kita dapat menjadi pahlawan dengan memotivasi kaum muda. Agar mereka tetap berkarya bagi bangsa dan tetap berada di jalan yang benar. Dan, bahwa mereka harus gigih menjalani masa yang kian lama kian berbahaya dengan mudahnya diri mereka terpapar pengaruh buruk hal-hal baru.
Tapi jika itu sulit, kita bisa mulai menjadi pahlawan bagi diri sendiri. Dengan senantiasa memelihara semangat kemerdekaan. Kita juga bisa melakukannya dengan memahami kalo ga ada kesuksesan yang instan. Ada proses yang harus kita nikmati dan kita jalani untuk mengembangkan diri.
Baca Juga : Apa Sih Sebenarnya Pengertian Sumpah Pemuda?
Dan, yang terpenting dalam menjadi pahlawan bagi diri sendiri adalah dengan mempertebal keimanan. Sumber dari segala sifat, sikap, serta perilaku kita. 3 hal yang mempengaruhi apa yang kita beri dan kita lakukan pada bangsa ini. Juga akan menjadi cerminan bangsa yang dilihat oleh dunia global.
Agar kita menjadi bangsa yang besar. Tumbuh bersama kenangan serta perjuangan para pahlawannya. Kita bisa mulai dari langkah kecil kayak gini, ngobrol soal pahlawan. Menghargai jasa-jasa mereka dan nerusin perjuangan di era yang lebih maju. Belajar dari masa lalu untuk membangun masa depan yang cemerlang dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Setuju sama penutu diatas, ajak temen dan keluarga buat sebarin obrolan kita kali ini ke sosial media ya. Jangan lupa komentar kalo Mas Bro dan Mbak Bro ada pendapat ato pertanyaan.
Suka baca tulisan tentang hebatnya Indonesia?
Coba cari di website ini?
Kalo belum, Asah ilmu mu dengan daftar untuk menulisnya.
Mau tanya? klik bit.ly/NULIS-Indonesia
Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.
Suka menulis?
Silahkan daftar untuk mulai menulis.
Sama seperti di youtube #MasBro #MbakBro akan mendapatkan penghasilan dari views.
Mari #HIDUPdariKARYA
Mau tanya? klik kekitaan.com/mauNULIS
Sumber Tulisan
Bang Joel. 2016. Hari Pahlawan (Sejarah Makna dan Arti) 10 November 1945 idjoel.com/hari-pahlawan-sejarah-makna-dan-arti-10-november-1945/ diakses pukul 17.04 WIB pada hari Rabu, 26 Oktober 2016
Hadi Mulyanto, A. Ma, S. Pd.I., M. Pd. I. 2015. Menimbang Makna Hari Pahlawan di Era Modern dakwatuna.com/2015/11/76702/menimbang-makna-hari-pahlawan-di-era-modern/#axzz4OBZ3Uh00 diakses pukul 17.04 WIB pada hari Rabu, 26 Oktober 2016
Redaksi kir-31. 2010. Sejarah dan Latar Belakang Seputar Hari Pahlawan 10 November kir-31.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-dan-arti-latar-belakang-hari.html diakses pukul 17.04 WIB pada hari Rabu, 26 Oktober 2016
Sumber Gambar:
analisismiliter.com diakses pukul 14.22 WIB pada hari Selasa, 08 Nopember 2016
bandungnewsphoto.com diakses pukul 14.22 WIB pada hari Selasa, 08 Nopember 2016
fgmi.lagi.or.id diakses pukul 17.04 WIB pada hari Rabu, 26 Oktober 2016
merdeka.com diakses pukul 17.04 WIB pada hari Rabu, 26 Oktober 2016
myjewishclipart.com diakses pukul 17.04 WIB pada hari Rabu, 26 Oktober 2016
www.kejari-yogyakarta.go.id diakses pukul 14.22 WIB pada hari Selasa, 08 Nopember 2016
www.satujam.com diakses pukul 14.22 WIB pada hari Selasa, 08 Nopember 2016
Kata kunci lain yang sering dicari…
sejarah hari pahlawan, memperingati hari pahlawan, makna hari pahlawan 10 november, sejarah hari pahlawan 10 november, isi hari pahlawan, apa yang mereka rencanakan untuk memperingati hari pahlawan, makna hari pahlawan bagi generasi muda, makna hari pahlawan untuk anak sd,
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.