The law of attraction

The Law Of Attraction | cerpen

The Law Of Attraction cerpen

The Law Of Attraction | cerpenIN

Asih kehabisan kata untuk mencegah suaminya melakukan perjalanan ke Semarang. Tedi tetap saja memutuskan pergi besok pagi bersama rekan kerjanya. Asih tetap berusaha ,merengek saat malam menjelang mereka tidur. ” Pa,nanti kalau papa pergi dan aku sendiri di rumah bagaimana?” “Sendiri gimana sih ma? Kan ada karyawan yang menginap disini” sahut Tedi. “Papa nggak tau ya,belum lama ini pemilik warung bakso di seberang jalan itu di rampok. Perampoknya mengancam mau menembak kalau semua uang tidak di berikan. Aku beneran takut pa”. Dengan santai Tedi meyakinkan istrinya “ma disini kan ramai,tetangga kanan kiri kita juga banyak,mereka di rumah semua,nggak mungkin ada apa apa,percaya deh. Sudahlah jangan berfikir yang macam macam ,papa pergi juga nggak lama kan. Cuma 5 hari ” “Kalau begitu aku minta bapak tinggal disini sementara ya pa,biar aku nggak kepikiran yang aneh aneh” jawab Asih. ” Iya,nanti papa bilang ke bapak,biar temani kamu sama Arka disini”.

Keesokan harinya Tedi berangkat bersama rekan kerjanya ke Semarang. Perjalanan dari Lampung menuju Semarang memakan waktu kurang lebih 12 jam. Di sepanjang perjalanan, Asih seringkali mengirim pesan singkat,menanyakan apakah semua baik baik saja. Setelah sampai di tempat tujuan, Tedi menelepon Asih. “Ma ,papa sudah sampai dengan selamat,bagaimana di rumah,baik baik saja kan? Arka mana ma?” “Alhamdulillah kalau sudah sampai pa,mama semalam nggak bisa tidur, ternyata bapak nggak bisa menginap di rumah,ini Arka baru saja bangun tidur pa” Tedi menghela nafas panjang mendengar jawaban istrinya “Kenapa sih ma nggak bisa tidur segala,kan papa selalu balas pesan yang mama kirim. Mama berdo’a saja semua baik-baik sampai papa pulang” “Nggak tau pa,mama kan baru sekali ini papa tinggal pergi jauh,ya sudah kalau sudah sampai papa istirahat dulu, nanti kirim kabar lagi ya” “Oke ma”

Asih melanjutkan pekerjaan rumah nya sambil menjaga Arka anak mereka. Di siang hari orang tua Tedi datang. Mereka menemani Arka cucunya, bermain. Setelah hari menjelang sore orang tua Tedi berpamitan. Asih mencoba meminta agar salah satu dari mereka tetap tinggal dirumahnya. ” Bapak ,kenapa nggak tidur di sini saja temani Arka?” “Nggak bisa Asih,bapak besok pagi ada pekerjaan. Nggak papa,di sini kan kamu nggak sendiri. Banyak karyawan yang tinggal di sini”. Memang di rumah Asih ada beberapa karyawan yang tinggal bersama. “Baiklah pak” Namun dalam hati,Asih masih merasa cemas, dalam pikirannya di penuhi rasa takut. Dia membayangkan kalau benar benar ada perampok atau pencuri masuk ke rumahnya. Dan dia memandangi ponselnya,di carinya nomor telpon pak RT dan saudara yang tinggal di dekatnya. Dia tidak tenang,meski semua orang meyakinkannya bahwa semua baik-baik saja. ” Arka ,eyang Kakung dan uti pulang dulu ya sayang” sambil mengecup kening cucunya ,mereka berpamitan. “Asih ,nanti jangan lupa kunci semua gerbang dan pintu ya,kami pulang dulu” Melihat Asih sedang menyiapkan makan untuk Arka,ibunya melarang Asih untuk mengantar mereka sampai ke luar rumah. Dan Asih pun melanjutkan menyuapi makanan untuk anaknya. Arka yang masih berumur 3 tahun sangat aktif,mengunyah makanan nya sambil berlarian kesana kemari. Asih menyuapi nya sambil berlarian mengikuti Arka. Tak lama kemudian terdengar suara yang sangat keras “jeedeeeerrrrrrr”. Asih terkejut dan berlari keluar rumah,dia kebingungan meliahat motor suaminya tidak ada lagi di teras rumahnya. Gerbang rumah terbuka namun agak meleset dari rel gerbangnya. Asih syok dan bingung apa yang harus dia lakukan. Akhirnya dia melihat Bayu anak berusia 10 tahun sedang berdiri di dekat gerbang rumahnya yang berseberangan dengan rumah Asih. ” Bayu,tadi kamu lihat ada orang datang ke rumah ku nggak?” “Iya Tante,tadi saya lihat ada dua orang baru saja pergi” jawabnya. “Kamu pernah lihat mereka kesini sebelumnya nggak?”tanya Asih dengan panik. “Bayu nggak paham Tante,kayaknya baru lihat tadi” “Mereka naik motor ya?soalnya motor kami nggak ada,tadi masih ada di teras” Karena Bayu belum paham dengan apa yang terjadi,dia menjawab santai “Tadi mereka naik motor sendiri sendiri Tante,tapi Bayu nggak tau itu motor Tante apa bukan”. Asih semakin bingung lalu dia mencoba menghubungi orang tua Tedi. “Pak,tadi bapak pulang bawa motor mas Tedi nggak pak?” Tanya Asih dengan panik. “Bapak sama ibu nggak bawa motor Tedi,tadi motor nya masih ada di teras rumah saat bapak pulang,ada apa Asih ??” “Motor mas Tedi nggak ada pak dan gerbang rumah sudah terbuka. Asih takut ada pencuri” jawab Asih masih kebingungan. “Lho..kok bisa,tadi gerbang sudah bapak kunci. Ya sudah,bapak kesana sekarang”. Asih menutup telponnya, sambil menggendong Arka ,Asih berlari kerumah orang tua Bayu tetangganya. “Kak Aji,mau tanya kak,tadi kak Aji lihat ada orang masuk ke rumahku nggak kak?soalnya motor suamiku hilang,kira kira kak Aji paham nggak orang itu siapa?” Tanya Asih dengan nada yang masih panik. “Aduh ..motornya hilang mbak??iya tadi sewaktu saya duduk di teras rumah, saya memang melihat ada dua orang masuk,tapi saya pikir itu karyawan atau tamu,saya nggak paham mereka siapa,memang gerbang rumah tidak di kunci ya mbak?”tanya Aji dengan nada kaget.”Ya Allah, berarti benar motor nya di Curi,aku harus gimana ya kak,mana suamiku pergi ke Semarang” jawab Asih cemas. “Lapor ke polisi aja mbak”. “Ya sudah terimakasih ya kak,saya telpon suami dulu”. Asih pulang kerumahnya,apa yang dia takutkan sungguh terjadi. Dia pun menelpon suaminya. “Hallo pa”suara Asih masih terdengar panik. “Iya ma,ada apa?”. “Papa..maafin mama ya,motor papa hilang,baru saja ada pencuri masuk kerumah,Asih harus bagaimana pa?”. “Astaga…kapan hilangnya ma?” Asih menceritakan semua kejadian yang terjadi,Tedi mendengarkan dan berusaha menenangkan Asih. “Sudah ma,mama tenang ,yang penting mama dan Arka aman. Nanti sewaktu papa pulang dari Semarang papa yang coba lapor ke polisi ya”. “Tapi papa nggak marah sama mama kan?”tanya Asih dengan rasa bersalah. “Ya nggak lah ma,kenapa harus marah kalau memang motor hilang di curi nanti pasti Allah ganti dengan rejeki yang lain,sudah mama nggak usah panik. “Iya pa”jawab Asih dengan perasaan lebih tenang.

Setelah urusan Tedi di Semarang selesai, akhirnya dia kembali pulang ke rumahnya. Dia pun menasehati istrinya dengan bahasa yang sangat menenangkan. “Mama,percaya saja dengan perlindungan Allah. Berpikir positif dalam segala hal,jangan pernah kecemasan dan ketakutan mama menguasai pikiran mama. Karena apa yang mama pikirkan itulah yang akan terjadi”. Lalu keluarga Tedi pun melaporkan ke polisi atas pencurian yang terjadi di rumahnya.

Baca Juga
Sebatas Rindu
Jadilah Seperti Bunga di Taman

Punya cerita tentang lagu di atas?

ceritaIN ceritamu di sini↗️
Dan mulai menghasilkan dari tulisanmu

Me Lirik Puisi The Law of Attraction | Lisa Hen

Salam #MasBro #MbakBro
Yuk melirik

1. #MeLirik : Lisa Hen

2. #MeLirik : namamu disini
(tulisIN ceritamu disini…)

Punya cerita tentang cerpen ini?
Silahkan komen dibawah ya.

Apapun mesin pencarinya.
kekitaan sumbernya.

Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.

Terimakasih
canva.com dibuka pukul 01:11 WIB pada hari Jumat tanggal 03 Desember 2021

Kata kunci lain yang sering dicari…
tulisIN, Desember 2021, Desember, 2021,
Lisa Hen, cerpen, cerita pendek, Mengukir kenangan,

Comments

Tinggalkan Balasan