Suku Nias adalah kelompok etnik yang berasal dari Pulau Nias. Mereka menamakan diri mereka “Ono Niha” (Ono berarti anak/keturunan; Niha = manusia) dan Pulau Nias sebagai “Tanö Niha” (Tanö berarti tanah). Hukum adat tradisional Nias secara umum disebut fondrakö. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik, dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.
Asal usul
Mitologi
Berbagai mitos dalam hoho menceritakan kedatangan suku Nias ke pulau. Sebuah hoho mengatakan bahwa orang Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut “Sigaru Tora’a” yang terletak di sebuah tempat yang bernama Tetehöli Ana’a. Kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana’a karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.[7] Mitos lainnya, Inada Sirici menurunkan 6 orang anak ke Pulau Nias dan menjadi leluhur.[8] Masih terdapat beberapa versi lain tentang kehadiran manusia di Nias.
Penelitian Arkeologi
Penelitian arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999. Penelitian ini menemukan Pulau Nias telah dihuni sejak 12.000 tahun yang lalu oleh imigran dari daratan Asia, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau. Budaya Hoabinh di Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias menimbulkan dugaan imigrasi penduduk dari Vietnam.[9]
Pada 2013, penelitian genetika oleh mahasiswa doktoral Departemen Biologi Molekuler Forensik Erasmus MC menyimpulkan bahwa masyarakat Nias berasal dari rumpun bangsa Austronesia. Mereka diperkirakan datang dari Taiwan melalui jalur Filipina 4.000-5.000 tahun lalu.[10]
Penelitian ini juga menemukan bahwa dalam genetika orang Nias saat ini tidak ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya ditemukan di Gua Togi Ndrawa. Penelitian arkeologi terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan bahwa manusia yang menempati gua tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.[11][12]
Sistem kekeluargaan
Suku Nias menerapkan sistem mado mengikuti garis ayah (patrilineal). Mado-mado umumnya berasal dari kampung-kampung pemukiman yang ada.
Budaya
Makanan
- Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
- Harinake (daging babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
- Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)
- Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)
- Ni’owuru (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)
- Rakigae (pisang goreng)
- Tamböyö (ketupat)
- löma (beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)
- Gae nibogö (pisang bakar)
- Kazimone (terbuat dari sagu)
- Wawayasö (nasi pulut)
- Gulo-Gulo Farö (manisan dari hasil sulingan santan kelapa)
- Bato (daging kepiting yang dipadatkan dalam bentuk bulat agar dapat bertahan lama; terdapat di Kepulauan Hinako)
- Nami (telur kepiting dapat berupa nami segar atau yang telah diasinkan agar awet, dapat bertahan hingga berbulan-bulan tergantung kadar garam yang ditambahkan)
Peralatan Rumah Tangga
- Bowoa tanö – periuk dari tanah liat, alat masak tradisional
- Figa lae – daun pisang yang dipakai untuk menjadi alas makanan
- Halu (alat menumbuk padi) – dfsf
- Lösu – lesung
- Gala – dari kayu seperti talam
- Sole mbanio – tempat minum dari tempurung
- Katidi – anyaman dari bambu
- Niru (Alat untuk menapik beras untuk memisahkan dedak)
- Haru – sendok nasi
- Famofu – alat niup api untuk memasak
- Fogao Banio (alat pemarut kelapa)
Minuman
- Tuo nifarö (tuak) adalah minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias “Pohon Nira” = “töla nakhe” dan pohon kelapa (dalam bahasa Nias “Pohon Kelapa” = “töla nohi”) yang telah diolah dengan cara penyulingan. Umumnya Tuo nifarö mempunyai beberapa tingkatan (bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkohol). Dimana Tuo nifarö No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.
- Tuo mbanua / Sataha (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa atau pohon nira yang telah diberi ‘laru’ berupa akar-akar tumbuhan tertentu untuk memberikan kadar alkohol)
- Fahombo [13] (Lompat Batu)
- Fataele/Foluaya(Tari Perang)
- Maena (Tari berkelompok)
- Tari Moyo (Tari Elang)
- Tari Mogaele
- Fangowai (Tari sekapur sirih/penyambutan tamu)
- Fame Ono nihalö (Pernikahan)
- Omo Hada (Rumah Adat)
- Fame’e Töi Nono Nihalö (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)
- Fasösö Lewuö (Menggunakan adu bambu untuk menguji kekuatan pemuda Nias)
- Tari Tuwu
Tokoh
Galeri
-
Omo Sebua, Rumah khas Nias.
-
Sekelompok pemburu kepala Nias menyerah kepada Belanda.
Masih ada pertanyaan?
Masih butuh informasi lainnya?
Silahkan chat sama mimin kita, buat minta dibuatin tulisannya ya kekitaan.com/ButuhTulisan
Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.
Suka menulis?
Silahkan daftar untuk menulis tentang fakta Indonesia lainnya.
Sama seperti di youtube #MasBro #MbakBro akan mendapatkan penghasilan dari views.
Mari #HIDUPdariKARYA
Mau tanya? klik kekitaan.com/mauNULIS
Terimakasih
id.wikipedia.org dibuka pukul 12:27 WIB pada Hari Senin tanggal 16 November 2020
Pranala luar
Referensi
- ^ Na’im, Akhsan; Syaputra, Hendry (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. hlm. 9. ISBN 978-979-064-417-5.
- ^ “Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Utara”. niasutarakab.bps.go.id. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ “Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias”. niaskab.bps.go.id. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ “Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Barat”. niasbaratkab.bps.go.id. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ “Badan Pusat Statistik Kota Gunungsitoli”. gunungsitolikota.bps.go.id. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ “BPS Kabupaten Nias Selatan”. niasselatankab.bps.go.id. Diakses tanggal 2020-01-13.
- ^ Wiradnyana, Ketut, 1966- (2010). Legitimasi kekuasaan pada budaya Nias : paduan penelitian arkeologi dan antropologi (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-763-2. OCLC 682905651.
- ^ “Orang Nias”. Museum Pusaka Nias. Diakses tanggal 2020-06-06.
- ^ “Nias | Encyclopedia.com”. www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2020-06-06.
- ^ van Oven, Mannis; Hämmerle, Johannes M.; van Schoor, Marja; Kushnick, Geoff; Pennekamp, Petra; Zega, Idaman; Lao, Oscar; Brown, Lea; Kennerknecht, Ingo (2011-04-01). “Unexpected Island Effects at an Extreme: Reduced Y Chromosome and Mitochondrial DNA Diversity in Nias”. Molecular Biology and Evolution (dalam bahasa Inggris). 28 (4): 1349–1361. doi:10.1093/molbev/msq300. ISSN 0737-4038.
- ^ Media, Kompas Cyber. “Asal-usul Orang Nias Ditemukan”. KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-06-06.
- ^ Tidak Ada Kepentingan Komersial dan Tidak Ada Hak Paten Yang Akan Diajukan
- ^ Hombo Batu
Daftar Pustaka
- Peter S. Bellwood (1979), Man’s conquest of the Pacific: the prehistory of Southeast Asia and Oceania, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-520103-1.
Kata kunci lain yang sering dicari …suku nias, suku nias di nias, suku di nias, suku di pulau nias, suku indonesia, suku di indonesia
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.