Lebih Milih Mana Miskin x Kaya tulisIN-karya kekitaan - karya selesaiin masalah

Milih Mana Miskin x Kaya?

Lebih milih mana miskin x kaya? Jawaban gampangnya pasti kaya. Tapi kaya yang seperti apa? Trus kenapa dengan miskin? Miskin yang kek gimana?

Milih Mana Miskin x Kaya?

Obrolan kita kali ini muncul dari nasehat Bapa’ yang bilang gini “Lebih baik orang miskin yang tulus hatinya daripada orang kaya yang curang”.

Setelah dengerin itu, dikepalaku muncul 2 hal. Kasus Sambo dan kaya tulus hati. Kita bahas 1 per 1 ya.

1. Sambo

Kenapa Sambo?
Ga tau kepikiran aja. Top of mind.
Mau bahas apa?
Belum tau… kita tinggal dulu ya.

Lanjut ke bawah dulu.

2. Kaya Tulus Hati

Kalo nasehatnya kek gitu diatas. Milih mana orang miskin yang tulus hatinya daripada orang kaya yang curang? Aku milih tetep, orang kaya tulus hati.

Kenapa? Hmm, kita liat dulu keadaan sekitar ya.

Hmm, kesannya sih. Orang yang tulus hati itu selalu miskin gitu. Kebanyakan nonton sinetron nih. Sama mainnya kurang jauh.

Mereka miskin karna dihajar sama orang yang kaya dengan cara curang. Sinetron dan televisi secara tidak langsung yang “ajarIN” kita dengan mindset ini.

Kita ambil beberapa contoh ya. Biar omongan kita ini berdasarkan fakta gitu.

  1. Bawang Merah Bawang Putih | 2004 | Indosiar
    Kisah anak tiri yang sebenernya kaya tapi diperlakukan ga adil.
  2. FTV Kisah Nyata di Indosiar | 20172022 | Indosiar
    Banyak kisah sih tapi ada kisah miskin yang tertindas sering kali diangkat. Trus orang kaya yang curang juga sering menjadi antagonis.

Referensi jadul nih. Silahkan komen dibawah kalo kalian punya contoh ya.

Itu dari sisi sinetron ya. Sedangkan kenapa aku bilang mainnya kurang jauh. Kita jadi ga pernah ketemu sama orang kaya yang tulus hati. Ada tau. Mereka ada 2 tipe emang udah kaya dari sononya. Karna mereka jujur dan tulus hati. Dan ada juga yang kaya dari miskin. Hasil kerja keras sendiri.

Aku yakin ada hal baiknya sig yang diangkat di sinetron. Kita harus apresiasi itu. Tapi kenapa “itu” yang sering diangkat dan menjadi top of mind?

Balik lagi soal milih mana orang miskin yang tulus hatinya daripada orang kaya yang curang? Ga dua-duanya lah. Aku milih, orang kaya tulus hati. Bisa memang? BISA. Itu pilihan bukan takdir. Kita yang nentuin sendiri. Bukan orang lain.

Gimana caranya?
Semua orang punya cara masing-masing. Mari maksimalkan apa yang kita punya dan kerjain aja dulu.

Bisa memang?
BISA.

Aku berani ngomong gini karna udah ketemu sama ketiga pihak. Miskin yang tulus, kaya yang tulus. Kalo kaya yang curang “aku ga bisa sebut nih“.

Ada loh yang hidup santai setiap hari, hubungan sama tetangga adem-adem. Bangun subuh-subuh pergi kerja. Lagi capek duduk istirahat, ngopi, sebat. Lanjut kerja lagi. Aku pernah ketemu di Jawa dulu. Di desa dan di kereta. Ada beberapa kasus. Mereka sih kaya dari perspektif mereka sendiri ya. Karna mereka ga kekurangan apa-apa. Rumahnya ga beton dan ga ada wifi sih. Cuma mereka bisa menikmati setiap apa yang mereka punya. Makannya enak dan sehat. Ah cukuplah lah. Mereka ga peduli sama “kaya”. Karna menurut mereka kaya adalah menikmati dan cukup. “Bersyukur katanya”. Itu kalimat yang sering aku dengar dari mulut Ibu. bapak, dan Mbah yang aku ajak cerita panjang soal hidup.

Ada juga yang tanpa sengaja aku ajak ngobrol di kereta dan di cafe. Ini dibandingkan dengan yang tadi. Jelas kaya. Pas ketemu pakeannya bagus. Jam mahal. Kan kita bisa dan biasanya liat dari “mata” ya. Makan mereka yang bayarin. Tapi menurut mereka, mereka biasa aja tuh. Mereka memandang mereka bukan orang kaya. “Cukuplah”, katanya. Mereka cerita gimana perjuangan jadi sampe kek sekarang. Ada yang karna buka usaha. Ada yang karna warisan. Yang paling keren terakhir tuh. Yang ketemu di kereta. Dia punya tanah luas di pelosok jawa sana. Lupa persisnya dimana. Puluhan-ratusan hektar apa ya. Intinya sih dia tanam nanas kalo ga salah. Trus mempekerjakan warga sekitar dan menggaji mereka dari yang seharusnya gitu. Misal nih ya. UMR adalah 1 juta gitu. Mereka digaji 1,5-2 juta gitu. Tau ga alasannya dia apa? Dia kalo numpuk banyak juga kebanyakan. Enteng beut lagi bapak itu waktu cerita. Aku cuma pasang muka wah dan tertawa.

Punya cerita tentang lagu di atas?

ceritaIN ceritamu di sini↗️
Dan mulai menghasilkan dari tulisanmu

Kesimpulan

Panjang juga ya.

Secara ga langsung kita udah punya kesimpulan sih. Kaya dan tulus hati adalah pilhan terbaik. Kaya adalah pilihan. Tulus hati pun pilihan. Pilihan yang harus kita usahakan. Bukan tergantung cuaca.

Aku punya cerita penutup. Saat lapar kita bisa milih mau makan apa aja. Tapi kita harus masak, ke warung, pesen GoFood supaya kenyang. Meski kadang ada aja temen / keluarga tiba-tiba kasih makan disaat kita lapar. Bahkan saat nahan lapar karna ga punya duit. Nah, istriku paling suka makan es saat hujan. Anehkan? Iya, dan dia sehat-sehat aja. Bahkan suka ngajakin aku makan es SAAT HUJAN. Awalnya aku ga mau sih. Tapi lagi duduk santai tiba-tiba ada es didepan mata. Yah makan aja. Dan bisa.

Hmm, pada akhirnya ini adalah pendapat dan pengalaman pribadi. Pilihan pribadi.
Gimana menurut kalian?
Setuju ga?
Komen dong dibawah.

Kalo setuju kenapa?
Kalo ga setuju kenapa?

Seneng bisa berbagi.
Pasti bermanfaat.

Terimakasih
canva.com dibuka pukul 19.41 WIB pada hari Senin tanggal 18 Mei 2020

karya penulis tulisIN
Yuk mulai #hidupdariKARYA

Kata kunci sering dicari :
tulisIN, 28, Oktober, 2022, 28 Oktober, Oktober 2022, 28 Oktober 2022,
tulisIN,
Lebih Milih Mana Miskin Kaya, Lebih Baik, Lebih Milih Mana, Miskin, Kaya, Pilihan, orang miskin yang tulus hati, orang kaya yang curang,


Terbit

dalam

karya

Tags: