MENUTUP TAHUN 2009 : SEBUAH PERENUNGAN
Dalam hitungan hari, maka tahun 2009 ini akan menyeberangi tahun 2010. Sebuah momen pergantian tahun yang bagi sebagian besar orang dirayakan dengan berbagai perayaan sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Teringat saat usia kecilku dan masih tinggal di rumah orang tuaku, pergantian tahun ini ditandai dengan alunan lonceng gereja yang bertalu-talu tepat pukul 00.00 Wib. Dan setiap keluarga mengadakan doa bersama dan saling bermaaf-maafan dan merenungkan segala perbuatan pada tahun yang lama agar sebisa mungkin tidak dilakukan lagi di tahun yang baru. Itu adalah salah satu seremoni tahunan yang sudah menjadi budaya dalam masyarakat saya.
Sebelum kita meninggalkan tahun 2009 ini, hendaknya perlu kembali kita merenungkan sejenak segala sesuatu yang telah terjadi selama satu tahun di tahun 2009. Kilas balik atas semua peristiwa di tahun 2009 sembilan sebagai sebuah kenangan dan acuan untuk berbuat lebih baik lagi di tahun 2010. Terutama di negara yang kita cintai ini.
Beberapa hal yang menjadi perenungan saya dari tahun 2009 ini adalah bahwa tahun 2009 merupakan tahun yang penuh dengan kejutan. Bencana alam dimana-mana, kecelakaan silih berganti dan merengut korban jiwa yang tidak sedikit, kasus terorisme yang semakin merajalela dan korupsi juga seakan-akan tidak mau ketinggalan. Sebuah perenungan yang memprihatinkan, terlebih dalam cacatatan hitam penegakan hukum sepanjang tahun 2009 ini.
Suasana perpolitikan nasional yang juga sedang gencar, mengingat pada tahun 2009 dilaksanakan sebuah pesta demokrasi terbesar di negeri ini. Pemilihan anggota legislatif, DPD dan Presiden dipenuhi dengan isu yang membuat masyarakat semakin muak dan bosan.
Banyak lagi isu-isu besar yang mencuat sepanjang tahun 2009. Salah satunya adalah isu cicak vs buaya. Perseteruan memalukan antara dua raksasa penegak hukum di negeri ini. Yang syukurnya telah terselesaikan dengan damai, namun di balik semua itu kita tidak pernah tahu apakah masih ada sisa bara dari kebakaran besar itu, yang setiap saat bisa menyulut api yang besar. Semoga saja tidak.
Kasus Prita Mulyasari vs RS Omni Internasional dari Tanggerang juga cukup menyita perhatian publik. Kasus pencemaran nama baik ini akhirnya diputuskan, bahwa Prita dibebaskan dari semua tuntutan oleh PN Tanggerang pada tanggal 29 Desember 2009 tepat pukul 11.30 Wib (menurut jam saya). Kasus ini cukup panjang, dimulai dari bulan agustus 2009. Dan yang paling menarik dari kasus ini adalah pengumpulan koin keadilan untuk Prita.
Namun satu hal yang patut saya banggakan dari tahun 2009 ini adalah keberhasilan Polri melalui Densus 88 dalam membongkar jaringan terorisme di tanah air. Sejumlah orang penting dalam jaringan terorisme ini satu persatu berhasil dilumpuhkan. Bahkan orang paling dicari Nordin M. Top yang sudah buron selama sekian tahun akhirnya meregang nyawa dalam penggrebekan Densus 88 di Solo. Sebuah prestasi cemerlang yang layak mendapatkan pujian dari negeri ini. Hal ini sementara memberikan rasa aman dan tenang bagi masyarakat Indonesia, setelah beberapa kali terkena teror peledakan bom di Bali dan di Jakarta.
Inilah sebuah perenungan singkat dari tahun 2009. Sebuah catatan panjang dalam sejarah bangsa ini, dan akan menjadi sejarah yang tidak akan pernah dilupakan dari setiap cacatan sejarah. Perlu sebuah peningkatan moral dan perbuatan untuk menyongsong tahun 2010 yang tinggal menghitung hari. Sebuah sejarah memang hanyalah masa lalu yang tidak bisa diulang lagi, namun terkadang sejarah bisa terulang kembali jika kita tidak berhati-hati. Semoga di tahun 2010 tatanan pemerintahan kita semakin baik, bersih dari semua unsur KKN. Kejahatan kelak menjadi hal langka yang kita temui di negeri ini. Dan menjadi harapan semua masyarakat adalah penegakan hukum yang berkeadilan bagi masyarakat banyak.
Sekian tentang MENUTUP TAHUN 2009 : SEBUAH PERENUNGAN.
Terima kasih.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.