Suku Baduy adalah kelompok etnis yang hidup di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.Suku ini dibagi menjadi dua yaitu Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan mendasar kedua suku&
ini terlihat dari cara mereka melaksanakan aturan adat.
hare :
Copy Link
HEADLINE HARI INI
Fenomena Pingpong Covid-19 Sumatera-Jawa, Antisipasi Sudah Ampuh?
HomeRegionalJawa Barat
Mengenal Suku Baduy Dalam dan Luar di Banten, Ini PerbedaannyaOleh Liputan Enam pada 19 Feb 2020, 21:00 WIB
Perbesar
Sekitar 2.000 warga Suku Baduy Dalam dan Luar menggelar proses adat Seba sejak 28 April hingga 30 April 2017. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)
Liputan6.com, Serang – Provinsi Banten terkenal dengan banyaknya objek wisata. Mulai dari wisata alam hingga wisata religi ada di provinsi ini. Berbicara tentang kekayaan budaya, provinsi ini pun tidak kalah kekayaan budayanya.
Mungkin kamu sering mendengar suku Baduy. Sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten, hidup secara terisolasi dari dunia luar. Mereka hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam. Alam yang masih alami dan budaya yang ditawarkan oleh kampung suku Badui menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi daerah ini.
Kampung wisata suku Baduy terletak di Desa Cibeo, Kabupaten Lebak. Sekitar 40 kilometer dari Rangkasbitung. Wisata kampung suku Baduy merupakan wisata alam sekaligus wisata budaya. Pengunjung dapat menikmati alamnya yang masih asri serta mengenal lebih jauh budaya suku Baduy yang terlihat masih tradisional sekali.
Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, suku Badui terbagi dua, yaitu Baduy luar dan dalam. Lalu apa yang membedakannya?
Secara penampilan, suku Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih. Sedangkan, suku Baduy luar memakai pakaian hitam dan ikat kepala berwarna biru.
“Hingga saat ini masyarakat Baduy dalam masih memegang kuat konsep pikukuh (aturan adat yang isi terpentingnya mengenai keapaadaan) secara mutlak dalam kesehariannya sehingga banyak pantangan yang masih sangat ketat diberlakukan. Hal ini berbeda dengan cara hidup masyarakat Baduy luar yang secara garis besar sudah sedikit terkontaminasi budaya modern,” dijelaskan pada laman Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak.
Dilihat dari jumlah penduduknya, masyarakat Baduy luar atau urang penamping memiliki kelompok besar berjumlah ribuan orang yang menempati puluhan kampung di bagian utara Kanekes seperti daerah Kaduketuk, Cikaju, Gajeboh, Kadukolot, Cisagu, dan lain-lain.
Sementara, pada bagian selatan yang terletak di pedalaman hutan ditempati masyarakat Baduy dalam atau urang dangka hanya berpenduduk ratusan jiwa serta tersebar di tiga daerah, yaitu kampong Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.