Makna Lagu Menghancurkan .Feast ceritaIN tentang arti merasa terjebak dalam kegelapan dan keraguan yang nggak pernah berakhir. 💬
Makna Lagu Menghancurkan · .Feast
Intro:
» Lagu ini dimulai dengan nada yang suram, memberikan kesan bahwa apa pun yang dicoba, hasilnya tetap membawa rasa sakit. Ini menggambarkan awal perjalanan yang penuh dengan rasa frustrasi dan kekecewaan, di mana setiap upaya hanya membawa lebih banyak luka.
Bait 1:
Gunting, batu dan kertas
Semua cara kucoba
Tiban perih yang ada, oh
Dengan sakit terbaru
» Lirik ini menggambarkan seseorang yang mencoba segala cara untuk menghadapi penderitaan, tetapi setiap solusi justru membawa rasa sakit baru. “Gunting, batu, dan kertas” adalah simbol dari berbagai pilihan yang semuanya tampak sia-sia.
Instrumen:
» Suara musik di bagian ini menegaskan rasa kebingungan dan ketidakberdayaan, seakan-akan apapun yang dilakukan tidak membawa perubahan yang berarti.
Reff:
Aku menuai abu
Darah dalam sela kuku
Mempertontonkan pilu
» Reff ini menggambarkan bahwa apa yang diperoleh dari perjuangan hanya kehampaan (“menuai abu”). Luka-luka terlihat di setiap sudut hidup (“darah dalam sela kuku”), dan rasa sakitnya menjadi tontonan, seolah semua duka dipamerkan ke dunia.
Instrumen:
» Musik di sini memberikan intensitas emosional yang memperkuat rasa penderitaan yang terus berulang, seperti siklus tak berujung.
Bait 2:
Gajah, semut, manusia
Berputar di pusara
Di nyawa berikutnya, oh
Lihat aku berduka
» Menggambarkan kesetaraan dalam penderitaan. Apakah besar atau kecil, kuat atau lemah, semua terjebak dalam siklus kehidupan dan kematian yang penuh dengan kesedihan. “Pusara” di sini bisa diartikan sebagai simbol dari akhir yang tak terhindarkan.
Reff:
Aku menuai abu
Darah dalam sela kukuku
Mempertontonkan pilu
Aku tak jemu-jemu
Siarkan nanah dan retak dalam hatiku
Tarik tiket ke dunia
» Reff diulang dengan pernyataan bahwa orang ini terus mengalami rasa sakit yang sama, kali ini menambahkan bahwa luka-luka emosionalnya tidak pernah sembuh (“nanah dan retak dalam hatiku”). Ada dorongan untuk memperlihatkan luka ini kepada dunia, mungkin sebagai bentuk ekspresi diri atau upaya untuk dimengerti.
Instrumen:
» Instrumen di bagian ini mengiringi dengan nada yang lebih keras dan gelap, menggambarkan kedalaman emosi yang lebih intens.
Bridge:
Kupasang tarif ‘tuk pasang
Mata yang menyaksikan
Bersorak untuk jiwa
Yang rusak, tayangkan langsung
Di panggung, di ponsel
Di algoritma
» Bagian ini menggambarkan bagaimana rasa sakit dan penderitaan kini menjadi konsumsi publik. “Kupasang tarif” menunjukkan bahwa kesedihan ini dieksploitasi dan dipertontonkan secara terbuka, bahkan melalui teknologi dan media sosial, dengan algoritma yang merespon duka ini sebagai hiburan bagi banyak orang.
Instrumen:
» Musik pada bagian bridge menciptakan suasana yang menegangkan, menyoroti kenyataan pahit bahwa penderitaan menjadi tontonan di dunia modern.
Reff:
Aku menuai abu
Darah dalam sela kukuku
Mempertontonkan pilu
Aku tak jemu-jemu
Siarkan nanah dan retak dalam hatiku
Tarik tiket ke dunia
» Pengulangan ini semakin menegaskan bahwa rasa sakit adalah bagian tak terelakkan dari hidup, dan orang ini merasa terjebak dalam siklus mengekspresikan dan menyebarkan penderitaannya tanpa henti.
Outro:
Aku membangun dan aku menghancurkan
Aku membangun dan aku menghancurkan
Aku membangun dan aku menghancurkan
Aku membangun dan aku menghancurkan
» Outro menggambarkan siklus berulang antara menciptakan sesuatu yang baru hanya untuk menghancurkannya lagi. Ini bisa melambangkan kehidupan yang penuh kontradiksi dan ketidakberdayaan dalam membangun apa pun yang benar-benar bertahan lama, baik secara emosional maupun fisik.
Interaksi Video
No. | 👀 | 👍 | 💬 | Tanggal |
---|---|---|---|---|
1 | 34.623 | 280 | 38 | 16 Oktober 2024 |
… | ||||
27 |
Tentang Lagu Menghancurkan | .Feast
Penulis | : | Hindia, Dicky Renanda feat Giovanni Rahmadeva |
Mastering | : | Dimas Pradipta |
Mixing | : | Ano Stevano |
Editor Vokal | : | Solideo Kevin |
Editor | : | Solideo Kevin |
Tampilkan Musisi Selengkapnya
Album .Feast:
MeLirik Lagu Menghancurkan
Salam #MasBro #MbakBro
Yuk MeLirik makna/artinya
1. .Feast?
Apa arti lagu ini?
Maknanya menceritakan tentang apa?
Nanti kami akan wawancara musisinya. Kita ceritain disini nanti ya.
2. musikIN
Lagu ini ngomongin tentang merasa terjebak dalam kegelapan dan keraguan yang nggak pernah berakhir. 🤔
Selalu berusaha bangkit tapi rasanya cuma jatuh lagi, kayak nggak ada kemajuan sama sekali.
Setiap malam, kita terus terjaga karena mimpi yang nggak pernah berhenti, bikin kita merasa nggak bisa tenang. 😓
Semua harapan dan mimpi yang tersisa kayaknya sudah hancur sejak lama, bikin hati terasa kosong.
Meski terus berlari, kita merasa terjebak dalam lingkaran tanpa akhir. 😩 Rasanya segala usaha sia-sia dan nggak ada perubahan yang berarti.
Akhirnya, satu-satunya harapan adalah menunggu waktu yang bisa membawa ketenangan. ⏳
Kalau kamu merasa terhubung dengan lagu ini, share ke teman dan keluarga biar mereka juga bisa merasakannya!
3. namamu disini
Punya cerita tentang lagu di atas?
ceritaIN ceritamu di sini↗️
Dan mulai menghasilkan dari tulisanmu
Suka menulis?
Mau menghasilkan dari tulisan mu?
Yuk mulai #hidupdariKARYA
Baca Juga
Menghasilkan uang dari menulis makna lagu
#MENULISdapatuang dari menulis chord lagu
FAQ
Apa aja sih Fertanyaan Aku paling sering ditanyaQin?
Semoga bermanfaat.
Seneng bisa berbagi.
pasangIN iklanmu di sini!
GRATIS iklan pertama.
Bonus review produk untuk 27 pengiklan pertama.
Terimakasih:
youtu.be dibuka pukul 08.27 WIB pada hari Jumat tanggal 30 Agustus 2024
Kata kunci sering dicari:
MeLirik, Makna, Makna Lagu,
Zunius Sianipar,
Menghancurkan, .Feast, Menghancurkan .Feast
Makna Lagu Menghancurkan, Makna Lagu .Feast, Makna Lagu Menghancurkan .Feast, Lagu M, Musisi .,
lagu gratis, lagu lagu, lagu terbaru, lirik, lirik lagu, Ulasan, Makna lagu, kapanlagi, azlyrics, sonora, kompas, tribun, lirik lagu indonesia, arti lagu, menceritakan tentang apa,
Orang Terkait:
Giovanni Rahmadeva, Hindia, Dicky Renanda, Giovanni Rahmadeva, Hindia, Dicky Renanda, Giovanni Rahmadeva, Dimas Pradipta, Ano Stevano, Solideo Kevin, Solideo Kevin, Dennis Ferdinand, tradeto, Hindia, Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda, Fadli Fikriawan, Giovanni Rahmadeva, Pandaci, Najwa Nadyetta Hermawan, tradeto, Fadli Fikriawan, Adnan Satyanugraha Putra, Dicky Renanda, Hindia
Hal Terkait:
Musik Indonesia, Rock, Alternatif
Tanggal Terkait:
30, Agustus, 2024, 30 Agustus, Agustus 2024, 30 Agustus 2024
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.