Kolaborasi PII dan IDI Wujudkan Kemandirian Industri Kesehatan Nasional

Hai #MasBro #MbakBro

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto dalam webinar bertajuk “Transformasi peran insinyur untuk percepatan pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional”, Jumat (18/6/2021), mengatakan Pandemi Covid – 19 telah mengetahui bahwa Indonesia masih bergantung pada alat kesehatan (Alkes) impor atau dari luar negeri.

Ketua Umum (Ketum) Persatuan Insinyur Indonesia (PII), mengatakan bahwa pihaknya memulai kolaborasi dengan pelaku usaha pembuatan alat kesehatan (Alkes) dan yang paling utama ialah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Yang lebih dari 71 tahun tidak pernah bekerjasama dalam menghadapi masalah. Kenapa kolaborasi ini dilakukan? karena dari apa yang terlihat, alat-alat kesehatan (alkes) Indonesia mayoritas masih impor.

Oleh karena itu, kolaborasi ini menindaklanjuti minimnya berbagai alat kesehatan dalam negeri ketika pandemi Covid-19 menerjang. Sehingga kemandirian kesehatan di Indonesia adalah keniscayaan dan juga sebagai upaya membekali para insinyur dalam menghadapi masa pandemi Covid- 19.

Sejauh ini, PII dan IDI tidak pernah bekerjasama menghadapi masalah. Menanggulangi dampak pandemi yang membuat kontraksi ekonomi perlu inovasi yang lebih. Heru Dewanto dalam webinarnya juga mengajak para insinyur untuk melihat permasalahan itu dan mencari solusinya. Sebab, hakikatnya insinyur adalah medium. 

Sementara itu, Ketua Umum IDI Daeng Muhammad Faqih mengatakan bahwa IDI berkomitmen membantu da berkolaborasi menanggulangi ketergantungan Indonesia terhadap alkes luar negeri. Daeng mengatakan bahwa pemenuhan alkes dari luar negeri menguras dana yang sangat tinggi. Apalagi pajak yang dikeluarkan menyedot dana yang sangat tinggi. Sehingga dampaknya pada pelayanan kesehatan masyarakat, terutama biaya yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan tindakan medis tertentu.


Terbit

dalam

Comments

Tinggalkan Balasan