Gandeng IDI, (PII) Bakal Wujudkan RI Mandiri di Bidang Kesehatan

Dari data e-katalog 2019 hingga Mei 2020, diketahui 80 persen alkes diimpor dari luar negeri, nilainya mencapai Rp35 triliun. Pada kurun waktu yang sama, belanja produk dalam negri hanya mencapai 12 persennya saja, setara dengan Rp5 triliun. Sementara pada kurun waktu Mei 2020 hingga Mei 2021, nilai impornya mencapai Rp12,5 triliun.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto, mengatakan pandemi Covid-19 membuka mata semua pihak, bahwa Indonesia masih ketergantungan alat kesehatan dari luar negeri.

Pandemi ini membuka pentingnya peran insinyur, dalam mendukung para dokter, sehingga kedua-duanya bisa menjadi pilar utama dalam perang melawan pandemi. Kolaborasi Insinyur dengan dokter adalah prasyarat mutlak bagi kemandirian industri Kesehatan nasional,” ujarnya di Jakarta (18/6/2021).

Oleh karena itu, PII berkomitmen untuk menanggulangi permasalahan kesehatan di Indonesia, salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan learning center, sebagai upaya membekali para insinyur

Sementara itu, Ketua Umum IDI Daeng Muhammad Faqih melihat para insinyur Indonesia kurang tertarik untuk memberikan karyanya terhadap industri kesehatan.

Dia menilai insinyur Indonesia lebih tertarik dengan pembangunan infrastruktur.

Namun, Daeng mengharapkan kerja sama dengan IPI ini bisa mendorong minta para insinyur.

“Mudah-mudahan para insinyur mendorong industri kesehatan nasional,” kata dia.

Dia menilai seluruh negara tengah berubut sumber daya kesehatan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Pada masa lalu, Indonesia juga kesulitan mendapat akses ventilator, masker, dan APD.

Dalam acara tersebut, PII turut mengundang Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dan Dirut PT Indofarma Arief Pramuhanto.


Terbit

dalam

Tags:

Comments

Tinggalkan Balasan