MENAPAK DI PUNCAK SIKUNIR
Sebagai anak muda kekinian yang sudah mulai terjun ke dunia kerja profesional, mendapat libur panjang sehari dua hari, rasanya seperti mendapatkan gaji seminggu lebih awal dari tanggal gajian. Kegiatan selanjutnya adalah mencari tempat wisata sambil sesekali melirik kantong menghitung jumlah pundi-pundi yang tersedia.
Kebetulan tahun 2014, gua diperintahkan bekerja di cabang kantor gue yang di semarang untuk tiga bulan lamanya. Yahh rasanya seperti pulang kampung halaman, soalnya bagi gue Semarang tak lagi sekedar tempat kuliah gue, tapi sudah seperti kampung halaman yang kedua.
Jadi lah waktu itu terdapat libur longweeked, bete juga jika dihabiskan hanya duduk nongkrong di kota semarang. Tiba-tiba gue keingat, oh iya, gue kan dari jaman kuliah belum kesampaian ke Desa Sembungan Wonosobo.
Ambil handphone, langsung kondisikan adek-adek kelas gue yang masih kuliah di sana. Jadilah dalam 2 jam, kita ready untuk berangkat ke Wonosobo. Tujuannya tak lain tak bukan, Puncak Sikunir… aseekkk…
Puncak Sikunir sendiri berada di desa Sembungan kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Katanya, desa Sembungan merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa, berada di ketinggian 2.263 mdpl. Gue langsung kebayang betapa dinginnya di sana. Untung gue sudah biasa dengan cuaca dingin di kampung halaman gue.
Berangkat jam 1 malam, demi mengejar sunset di Sikunir. Gue udah penasaran banget, duduk lah gue di sebelah supir sebagai co driver yang tak tahu jalan. Muka adek kelas gue bete, tapi gak berani protes. hahaha
Perjalanan kurang lebih 5 jam dengan kecepatan biasa sambil menikmati gelap gulitanya malam. Walaupun sebenarnya sempat nyasar masuk ke perumahan warga dan mobil mentok masuk gang. Maklum, co driver nya gak bisa diandalkan. hahaha
Sebenarnya sudah rada telat, biasanya jika ingin melihat sunset, setidak-tidaknya sudah ready di puncak Sikunir minimal jam 4 subuh, sementara kami baru jam 5 subuh mulai mendaki dari area parkiran.
Gue berlari-lari sampai lupa membawa botol minum. Untung di atas ada mbok-mbok yang jual minuman. #mboktelahmenyelamatkanhidupku
Setengah 6 pagi, hari sudah remang-remang. Hampir pupus harapan ku untuk melihat Golden Sunrise yang terkenal dari Puncak Sikunir. Namun tampaknya Tuhan tahu kebaikan hati ku yang selalu berjalan di jalan yang benar. #plak
Walaupun tak lama, gue masih sempat menyaksikan keindahan matahari terbit. Foto-foto sebentar, kemudian langsung turun. Dan ternyata di tempat kami parkir ada sebuah telaga kecil, yang bernama Telaga Cebong. Gue gak memperhatikan pas naik tadi, sanking buru-buru mengejar sunrise.
Hari itu, perasaan gue gak bisa gue gambarin. Gue seperti melihat sebuah negeri di atas awan. Meskipun di kampung halaman gue, kabut awan adalah pemandangan yang lumrah, namun gue gak bisa melihat sunrise di sana. Apalagi jika melihat puncak Gunung Sumbing, Merbabu dan Merapi. Dan satu hal lagi yang gue syukuri, Indonesia itu Indah bro….
Sekian tentang MENAPAK DI PUNCAK SIKUNIR.
Terima kasih.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.