Keistimewaan gerhana bulan total 26 mei 2021
Berikut empat fakta keistimewaan dari fenomena gerhana bulan total 26 Mei 2021 yang disebutkan oleh para ahli.
1. Durasi puncak gerhana bulan total cukup singkat
Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan, keistimewaan yang pertama dari adanya fenomena GBT atau super blood moon yang terjadi hari ini yakni puncaknya berdurasi cukup singkat.
Untuk durasi totalnya memang cukup singkat, berdasarkan versi NASA/Fred Espenak, bisa 14 menit, versi Jean Meeus bisa 11 menit, versi Robert Nufer bisa 18 menit.
Durasi yang singkat ini dikarenakan jarak dari titik tengah bulan ke ke titik tengah umbra bumi cukup jauh.
Bahkan, jarak terdekat dari tepi umbra bumi ke piringan bulan lebih kecil dibandingkan dengan semidiameternya.
Sebagai informasi, semidiameter umbra bumi itu 3,6 kali semidiameter bulan.
“Oh ya, semidiameter itu separuh lebar sudut yang diamati dari bumi. Jika bulan semakin dekat ke titik tengah umbra, maka durasi totalnya akan lebih lama,” jelasnya.
2. Super Blood Moon
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Ketika gerhana bulan total terjadi; posisi Matahari, Bumi, Bulan sejajar sehingga membuat Bulan masuk ke umbra Bumi.
Perlu diketahui bahwa fenomena yang terjadi hari ini bukan hanya gerhana bulan total biasa.
Pada prosesnya, saat Bulan berada di umbra Bumi ketika puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah Blood Moon.
Lalu, karena posisi Bulan pada malam ini berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga disebut dengan Super Moon.
3. Langka, 195 tahun sekali bertepatan dengan hari raya Waisak
Fenomena bulan merah super (super blood moon) yang bertepatan dengan hari raya Waisak ini terbilang langka, karena berulang setiap 195 tahun sekali.
“Super Vesak Blood Moon atau Bulan Waisak Merah Super, ketika Bulan Merah Super bertepatan dengan Waisak ada 2 siklus saros yang berulang kembali setiap 195 tahun sekali,” kata Andi kepada Kompas.com, Rabu (26/5/2021).
Untuk diketahui, siklus saros adalah siklus gerhana yang terjadi sekitar 6585,3213 hari atau sekitar 18 tahun 11 hari, yang dapat digunakan untuk memprediksi gerhana bulan maupun gerhana matahari.
Dengan periodisitas 2 siklus saros ini, menjadikan fenomena yang terjadi hari ini merupakan kali kedua super blood moon bertepatan dengan Waisak di abad ke-21. Kali pertama terjadi pada 16 Mei 2003 silam.
Sementara di abad ke-19, super blood moon saat Waisak terjadi pada tahun 1808 dan 1826.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.